Bisnis Pertanian Cacao Atau Coklat Yg Menjanjikan

Bisnis Pertanian Cacao Atau Coklat Yg Menjanjikan
Bisnis Pertanian Cacao Atau Coklat Yg Menjanjikan – Masihlah ingatkah di jaman presiden soeharto,? tetap ingatkah kala Negeri kita jadi penghasil beras nomer 1 didunia? Itu yaitu pertanyaan yg harus kamu fikirkan, aku mau memberikan pandangan pada kamu bahwa susahnya arena lapang kerja janganlah menciptakan diri kamu gensi pada profesi, tidak sedikit orang tak akan turun kesawah atau berladang sebab tugas ini teramat dikucilkan. Kurang Lebih 12 th dulu, aku bertani disalah satu daerah di Kab Luwu timur, tepatnya di kecamatan burau dipegunungan passokkorang (mangkutana) ketika itu, aku merasakan indahnya dalam bertani, pendapatan tetap bertambah & tak ada satu pula masalah. Kala itu aku & ayah menggeluti profesi yang merupakan petani cokelat & Lombok/cabe, dapat dibilang pendapatan diwaktu itu seputar Rupiah.3.000.000/ pekan, tapi tidak sama dgn saat ini dikala berubah ke Kab Bulukumba aku & keluarga cuma berprofesi sbg peternak sapi & kambing. Penghasilannya amat sangat minim & tak menjanjikan.

Bisnis Pertanian Cacao Atau Coklat Yg Menjanjikan
usaha Pertanian Cacao Atau Coklat Yg Menjanjikan

Aku tak menekankan kamu buat menggeluti profesi yang merupakan petani tapi, kamu mesti berfikir apakah kamu mau menganggur di umur yg matang sekarang ini, saksikan urutan profesi kamu berikut ini :
Ingat sesudah selesai kuliah apakah kamu mesti beradu dgn beberapa orang yg amat sangat terampil dari terhadap kamu. Satu masalah pelit yg mesti kita hadapi dalam pembangunan pertanian ialah menurunnya kesukaan generasi belia buat ingin terjun di bagian pertanian. Ketimbang mesti menjalani profesi juga sebagai petani, kaum belia di negara ini, nyatanya lebih gemar jadi kuli bangunan di perkotaan. Apabila juga mereka tak hengkang ke kota & masihlah tinggal di desa, rata-rata dapat pilih jadi tukang ojek dari terhadap mesti mencangkul sawah. Generasi jejaka kita, terekam telah kurang tertarik buat berkiprah di bidang pertanian, maka senang atau pula tak, bangsa ini waktu ini sedang menghadapi persoalan “de-regenerasi petani”..Sample kecilnya seperti ini tidak sedikit ortu jual tanahnya utk menyekolahkan anaknya, namun cita-cita tak senantiasa pas dgn bukti dikala selesai kuliah tidak sedikit sarjana yg tak tau mesti berbuat apa, yg kronisnya lagi mereka malu buat kembali bertani lantaran titel & profesinya, tetapi, fikirlah sekali lagi kapan kamu dapat mengawali hidup kamu, apakah kamu mesti memulainya dikala miliki istri,anak, atau kamu cuma bergantung terhadap orang lanjut usia, ingat teori & wacana yg kamu keluarkan yaitu bahan narasi belaka jikalau kamu tak mengaktualkannya, masihlah teringat kalimat dosen aku di suatu perguruan tinggi di salah satu universitas di Makassar tepatnya di Politeknik Negara Ujung Pandang beliau menyampaikan seperti ini “1 ons tindakan lebih baik dari 1 ton teori (DR.Harbani Pasolong.Meter.Si)” kata-kata tersebut senantiasa muncul difikiranku apabila cuma berteori tetap tampa jalankan perbuatan sama saja bersama nol, Barangkali kamu tak yakin bahwa profesi aku juga sebagai mahasiswa nyata-nyatanya punyai hobi bertani bila tak yakin silakan tonton poto aku beserta hasil pertanian yg aku tanam kira kira 7 th dulu. photo ini yaitu dokumentasi aku diwaktu menggeluti tanaman cacao.
Melemahnya animo kaum bujang buat menggeluti bidang pertanian, sebetulnya sudah berjalan sejak lama. Pasalnya, pasti bukan cuma lantaran bagian pertanian dinilai telah tak menjanjikan lagi bagi musim depan kehidupan, tapi jikalau kita cermati keberpihakan Pemerintah utk mengembangkan bagian pertanian juga terkesan setengah hati. Dalam sekian banyak thn belakangan ini, Pemerintah terlihat lebih serius menangani soal pemberantasan korupsi, ketimbang hal-hal yang lain. Itu sebabnya, tidak sedikit kalangan yg menyebutkan bahwa “keberpihakan” Pemerintah saat ini kepada bidang pertanian tidaklah sehebat Pemerintah di musim dulu.
Dihadapkan kepada keadaan yg begitu, sehingga satu buah faktor yg wajar, sekiranya citra pertanian pula jadi makin meredup & tertelan kharismanya oleh bagian lain yg memang lah mendapat sokongan penuh dari Pemerintah. Pertanian yg seharus nya masih tumbuh & berkembang yang merupakan “ruh kehidupan”, saat ini malah tampil jadi bidang yg termarjinalkan. Kharisma pertanian yg pernah mengharumkan bangsa, lantaran kita dapat mendapatkan swasembada beras th 1984 dulu, saat ini telah tak lagi jadi kebanggaan. Akibat nya, tidaklah terlampau mengherankan jikalau di mata kaum jejaka, bidang pertanian jadi tak ternama & makin ditinggalkan dalam kehidupan nya.
Upaya membangun citra pertanian di benak kaum jejaka, terang bukan factor yg lumayan enteng utk dilakukan. Tidak Sedikit kalangan yg berpandangan, biar kaum belia ingin menggeluti kembali bagian pertanian yg menjanjikan, pasti mesti dibarengi dgn adanya “kemauan politik” yg beri dukungan. Selagi Pemerintahnya memandang sebelah mata pada keberadaan bidang pertanian, sehingga janganlah harap generasi jejaka kita dapat tertarik utk berkiprah di bagian pertanian. Terlebih-lebih jikalau terbukti bahwa Pemerintah sendiri, benar-benar tak beri dukungan penuh pada pembangunan pertanian itu sendiri.
Rekaman dari sekian banyak daerah, baik Propinsi atau serta Kabupaten/Kota, berikan gambaran terhadap kita bahwa dukungan biaya Pemerintah (APBD I & APBD II) pada bidang pertanian, memang lah amat memilukan sekaligus pula lumayan mengenaskan. Kalau dirata-ratakan, budget APBD buat bagian pertanian tidaklah lebih dari angka 3 prosen. Bersama budget yg relatif mungil, ya lumrah saja kalau dalam pelaksanaannya, kita sukar menemukan program-program di sektor pertanian yg bisa melahirkan lompatan-lompatan strategis, maka patut utk dinamakan sbg suatu “terobosan cerdas”.
Satu perihal yg bisa kita jadikan pilihan dalam upaya menumbuhkan citra & kharisma pertanian di benak nya para generasi jejaka yakni dgn membangun persepsi di kalangan kaum belia, bahwa berkiprah di bagian pertanian bukanlah satu buah sikap yg keliru. Pertanian yaitu bidang yg berikan kesempatan pada kaum bujang buat berani tampil beda guna melawan bermacam masalah yg menghadangnya. Salah satunya ialah dalam aspek membuat arena lapang kerja. Pertanian sebetulnya bisa jadi penyerap tenaga kerja. Terlebih apabila industri pertaniannya sudah berkembang tepat yg diinginkan. Pola pikir ini, sedini bisa saja, seharusnya sudah diterapkan sbg bentuk dari keseriusan Pemerintah dalam memperlihatkan kecintaan nya pada pertanian.
Tetapi utk bertani kamu butuh merencanakan target kamu utk lanjutan kedapannya pastikan kamu tak asal bertani saja tetapi, mari pilihlah kategori pertanian yg kamu geluti hasil pertanian yg amat menjanjikan & tak sempat mati. disini aku hanya membahas masalah cacao/coklat, tanaman ini merupakan tanaman yg mendunia & konsisten diminta oleh negara-negara lain, butuh kamu ketahui kita cuma sanggup menanamnya namun utk mengolahnya kita tak mampu automatic kita dapat menjualnya ke luar negara, olehnya itu, aku menekankan terhadap kamu mari mencoba berubah ke tanaman cacao dikarenakan tanaman ini benar benar dibutuhkan bahkan nyaris tiap makanan/cemilan mengandung cacao.
Tanaman ini merupakan tanaman yg tetap meningkat & diperkirakan produksinya makin maju, aku tak menuntut kamu utk menggeluti tanaman cacao sebab tentu nya tanaman ini menjanjikan hari esok kamu, tidak cuma itu, umurnya serta teramat panjang. tetapi segi negatifnya adalah tanaman di atas rentang kepada hama kecuali. tetapi Ingat pun emakin hri arena lapang kerja makin sempit, menjadi bila kamu konsisten berkompetisi & mengikuti arus sehingga mencoba berfikir sejenak buat memastikan di mana kamu dapat menemukan profesi paling baik kamu.
Tulisan ini aku untuk berdasarkan pengalaman aku menjadi bila kamu merasa tak tertarik sehingga aku sarankan kamu buat mencari profesi yg kamu inginkan maksud dari tuliasan ini ialah utk kamu yg menyukai dgn profesi juga sebagai petani mudah-mudahan berguna.
http://www.jefrihilda.my.id/2015/10/peluang-usaha-di-hari-valentine-kasih-sayang.html

0 Response to "Bisnis Pertanian Cacao Atau Coklat Yg Menjanjikan"

Post a Comment

wdcfawqafwef